{[['']]}
Ayat 33:56 yaitu yang secara tradisi dimaknai sebagai kewajiban kita umat muslim untuk mengirimkan salawat kepada Nabi, adalah salah satu ayat yang paling disalah-pahami oleh kita dan tradisi beragama kita, hasilnya beratus juta umat muslim mengagungkan Nabi Muhammad (diluar kemauannya, karena beliaupun sudah meninggal) bukannya semata hanya mengagungkan Allah.
Translasi Dari DepAg Tentang Ayat Shalawat Kepada Nabi
Inna Allaaha wamalaa-ikatahu yushalluuna ‘alaa annabiyyi yaa ayyuhaa alladziina aamanuu shalluu ‘alayhi wasallimuu tasliimaan. (33:56)
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (33:56)
Kalau kita pertanyakan kepada kaum muslim secara umum: “apa sih maksudnya shalawat kepada Nabi itu?” atau kalau ditanyakan ke saya dulu ketika masih awam, jawab saya adalah: “mendoakan Nabi untuk keselamatannya!” ..kalau saya dikejar lagi oleh pertanyaan lain “keselamatan bagaimana dan untuk apa?” … jawaban saya: “saya tidak tahu pasti..atau supaya dia/Nabi tambah disayangin Allah…ditinggikan oleh-Nya?... semacam itulah.
Tapi terus terang dulu..dulu hanya beberapa tahun lalu, saya tidak tahu apa-apa, kehidupan saya juga jauh dari hal seperti ini.. jauh dari kemauan untuk mengetahui hal seperti ini, dan bagusnya seingat saya, dari semenjak kecil saya tidak punya kebiasaan untuk mengagungkan Nabi Muhammad (kecuali yang saya baca di tahiyat akhir dalam shalat tradisi saya).
AKAR KATA dari yushalluuna, shalluu, yushallii, washalli adalah: SHALA dari Shad Lam Waw.
Kata Shalawat Dengan Makna Berbeda-Beda
SATU
Kalau kita baca keterangan di Translasi Qur’an Indonesia/DepAg – Yushalli atau Shalawat:Shalawat Allah kepada Nabi adalah curahan rahmat-Nya kepada Nabi.
Shalawat Malaikat kepada Nabi adalah malaikat memohonkan rahmat dari Allah untuk Nabi.
Shalawat orang beriman kepada Nabi: adalah perintah Allah supaya orang beriman memohonkan rahmat untuk Nabi sebagai jalan memelihara hubungan kepada Nabi.
Coba artikan dan analisa sendiri:
Allah mencurahkan rahmat-Nya, sedang Malaikat memohonkan (bukankah Allah sudah memberikan rahmat-Nya pada ayat yang sama?).. tidak cukup hanya Malaikat, semua orang beriman diperintahkan Allah untuk memohonkan rahmat dari Allah sendiri untuk Nabi? – “pabaliut ngga?” …kok pengertian shalawat berbeda-beda untuk Allah, untuk Malaikat dan untuk kita?… belum lagi kalau kita pertanyakan:
Allah kok minta kita mengagungkan mahluk ciptaan-Nya sendiri? Mungkin tidak?
Kalau jawabnya iyah, banyak sekali kontradiksinya dengan perintah Dia.
DUA
TEPAT-kah tidak terjemahan Al-Qur’an Indonesia bahkan umumnya terjemahan Inggris dari penterjemah yang pada terkenal sekalipun? Betulkah “yushalli” “shalluu” itu translasi yang paling tepatnya adalah “blessing” atau “rahmat”? Coba KITA LIHAT dan tidak usah jauh-jauh, 13 ayat sebelum 33:56, yaitu 33:43:Huwa alladzii yushallii ‘alaykum wamalaa-ikatuhu liyukhrijakum mina adz-dzulumaati ilaa annuuri wakaana bilmu/miniina raHiimaan. (33:43)
Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untuk mu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (33:43)
Dia (Allah) dan Malaikat-Nya yushallii (=shalawat) kepada kita, ke KITA loh…wow!!! untuk mengeluarkan kita dari kegelapan kepada cahaya (an-nur).
Jadi Allah dan Malaikat-Nya juga bershalawat untuk orang-orang beriman – bukan hanya Nabi saja yang Dia dan Malaikatnya beri shalawat!!
TIGA
Kita tambahkan lagi:Khudz min amwaalihim shadaqatan tuthahhiruhum watuzakkiihim bihaa washalli ‘alayhim inna shalaataka sakanun lahum wallaahu samii’un ‘aliimun. (9:103)
Ambilah sedakah dari sebagian harta mereka, dengan itu kamu membersihkan dan memurnikan mereka, dan ber-doalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menentramkan jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (9:103)
Di sini, di 9:103 ini Nabi diperintahkan Allah untuk shalawat kepada kaumnya, pengikutnya, orang-orang beriman.
Coba kita sarikan:
- Di 33:56: Allah, Malaikat bershalawat kepada Nabi dan kita diperintahkan ber-shalawat kepada Nabi (hasilnya adalah tradisi yang menjadikan mayoritas mengagungkan Nabi).
- Di 33:43: Allah dan Malaikat bershalawat (memberikan) kepada kita (HASIL-nya kepada tradisi… adalah hal ini tidak pernah DIBAHAS).
- Di 9:103: Allah memerintahkan Nabi bershalawat kepada kita (HASIL-nya kepada tradisi… adalah hal ini tidak pernah DIBAHAS)
Jadi gimana dong – apakah TEPAT “sala” dan derivative-nya (yushalli, washalli, dan lain sebagainya) ditranslasikan sebagai mendoakan atau memohonkan rahmat?
Yang jelas saya yakini:
- Kita tidak boleh meng-agungkan selain DIA.
- DIA memerintahkan hanya untuk ibadah dan mengagungkan DIA semata.
- DIA memerintahkan untuk tidak membeda-bedakan Nabi dan Rasulnya.
- NABI telah meninggal, kalau maksud shalawat kita untuk bisa didengar Nabi, supaya dia memberi syafaat kepada kita juga yah ngga bener!!! Karena:
Dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberikan pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar. (35:22)
Ke level mana lagi kita mau mohonkan posisi Nabi?
Kalau shalawat itu dimaksudkan untuk memohon kepada Allah supaya “nabi ditinggikan tempatnya disisi Allah, ke level mana lagi kita mau mintakan posisi Nabi? Insya Allah Nabi-Nya ini tidak perlu lagi di-doa2kan:
Liyaghfira laka Allaahu maa taqaddama min dzanbika wamaa ta-akhkhara wayutimma ni’matahu ‘alayka wayahdiyaka shiraathan mustaqiimaan. (48:2)
supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus. (48:2)
Jelas dari ayat ini DOSA Nabi di masa dia Hidup yang sebelumnya (past) bahkan sampai dia (future) meninggal sudah dimaafkan Allah, jadi kemuliaan apa lagi yang lebih dari ini?
*Makanya saya menentang total doa setelah adzan maghrib di TV yang memohonkan supaya nabi ditinggikan dan lain sebagainya… buat apa lagi – beliau telah berada di sisi Allah.
Dengar perkataan-Nya dan ikuti yang terbaik – Pengertian shalawat yang lebih baik?
Seseorang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang terbaik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal. (39:18)
Shalawat = Mendukung
Kata "Nabi" manakala merujuk kepada nabi Muhammad SELALU merujuk kepadanya ketika ia hidup; bukan setelah kematiannya. Ada beberapa rekan muslim penganalisa ayat 33:56 dan ayat-ayat berkaitan yang telah saya kutipkan di atas yang sampai pada kesimpulan bahwa translasi dan pengertian yang lebih tepat dari “sala” – yushalli dan semua di atas adalah sebagai berikut:Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya mendukung (yushalli) Nabi. Hai orang-orang yang beriman, kamupun harus mendukungnya, dan dukunglah dia sepenuhnya." (33:56)
"God and His angels support the prophet, O you who believe, you too shall support him and fully recognize and accept him (as the prophet of God)." (33:56)
Karenanya makna yang lebih baik, dan Insya Allah mendekati kebenaran adalah bahwa: Shalawat = mendukung
Makna yang Insya Allah mendekati kebenaran ini, dikonfirmasi oleh ayat berikut:
Alladziina yattabi’uuna arrasuula annabiyya al-ummiyya alladzii yajiduunahu maktuuban ‘indahum fii attawraati wal-injiili ya/muruhum bilma’ruufi wayanhaahum ‘ani almunkari wayuHillu lahumu ath-thayyibaati wayuHarrimu ‘alayhimu alkhabaa-itsa wayadha’u ‘anhum ishrahum wal-aghlaala allatii kaanat ‘alayhim falladziina aamanuu bihi wa’azzaruuhu wanasharuuhu wattaba’uu annuura alladzii unzila ma’ahu ulaa-ika humu almufliHuuna. (7:157)
(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi dari kaum yang belum pernah mendapat kitab (ummi) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang percaya kepadanya, menghormatinya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (7:157)
"Those who believe in him (the prophet), and respect him, and support him, and follow the light (the Qur’an) that was brought down with him, those are the truly successful ones." (7:157)
Ayat ini mencakup semua yang Allah perintahkan kepada kita untuk kita lakukan kepada Nabi.
Untuk percaya kepada Nabi, yang sesuai dengan Sallimu Tasliiman pada 33:56.
Untuk mendukungnya, yang sesuai dengan Shallu Alayhii pada ayat yang sama.
Untuk taat padanya (dengan mengikuti pesan yang diwahyukan padanya, yaitu Al-Qur’an)
Hal-hal di ataslah yang diperintahkan Allah kepada setiap manusia untuk Nabi mereka, apakah mereka umat pada jaman Nabi Musa, Nabi Isa maupun Nabi Muhammad.
Pentingnya Surat Al-Araf, ayat 157 ini (7:157), adalah sangat jelas, karena ini membukakan pengertian yang menyimpang dari tiga konsep:
- ‘Sallimu Tasliiman’ adalah perintah dari Allah kepada orang beriman untuk mengakui dan percaya kepada Nabi-Nya, berarti Allah bukannya memerintahkan untuk “memberi salam” kepada Nabi.
- ‘Shallu Alayhii’ adalah perintah Allah kepada orang-orang yang beriman untuk mendukung Nabi-Nya, bukan perintah untuk mengucapkan dan mengulang-ulang kata-kata ‘Salli ala al-Nabi’ seperti beo, tanpa tahu apa maknanya.
- Perintah untuk taat/patuh pada Nabi adalah perintah Allah kepada orang-orang beriman untuk mengikti cahay (Al-Qur’an) yang Dia telah wahyukan epada Nabinya (7:157), dan bukan perintah apa yang secara salah diatributkan kepada Nabi, yang dinamakn Sunna Nabi Muhammad, yang tidak pernah sekalipun disebutkan pada ayat-ayat Qur’ani.
Menutup pendapat saya, ada baiknya kita pikirkan:
Apa karena kebodohan kita yang secara tidak sadar menduakan Allah dengan Nabi, meninggalkan Al-Qur’an (hanya melagukan sambil ga ngerti) dan hidup dengan hukum-hukum dari hadits: maka umumnya negara muslim adalah negara yang terbelakang, bodoh, miskin dan kacau? – sebagai contoh kurang apa sih kita sumber daya alam dan orang namun kita miskin dan celakanya bencana demi bencana – oh yah bencana tsunami adalah yang terbesar sekarang ini yang saya tahu, dan kebanyakan korbannya ada di mana?Saya tidak mengharapkan anda setuju dengan pendapat saya di sini, saya jadi begini setelah perjalanan panjang dan intensif gaulin Al-Qur’an hampir 2 tahunan lebih almost on daily basis. Banyak sekali kebaikan yang saya dapat… namun kelemahan saya (padahal sudah tahu salah) masih juga banyak.
Akhir kata, cobalah pelajari dan pahami sendiri Al-Qur’an dengan tekun Teman dan saudaraku tentu kita tidak mau termasuk golongan yang di complain oleh Nabi di hari akhir nanti, sebagai berikut:
Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al Qur'an ini suatu yang tidak diacuhkan." = Mengabaikan Al-Qur’an. (25:30)
Posting Komentar